Brian Tracy

All succesful people en and women are big dreamers. They imagine what their future could be ideal in every respect, and then they work everyday toward their distant vision, that goal or pupose.

Dee Dee Freeman

The best way to predict your future is to create it.

Soekarno

Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.

soekarno

Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong.

bung karno

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.

Rabu, 12 Oktober 2011

Metoda Peledakan Pada Underground Blasting

Metoda peledakan yang banyak dipakai dalam tambang bawah tanah (underground blasting) adalah metoda smooth blasting, yaitu merupakan salah satu metoda dari contour blasting yang bertujuan untuk memperhalus batas terluar atau keliling dari hasil peledakan.

Smooth blasting telah dikembangkan dan diteliti di Swedia tahun 1950 dan tahun 60-an. Aplikasi dari metoda ini, yaitu dapat dugunakan pada penggalian surface dan underground. Metoda ini dimanfaatkan dalam countur blasting (dalam tambang bawah tanah digunakan untuk meledakkan wall and roof holes) yang bertujuan untuk memperhalus permukaan hasil peledakan. 

Dalam pelaksanaan metoda smooth blasting ini, untuk mendapatkan hasil yang baik maka ratio S/B sebaiknya 0.8. Artinya burden sebaiknya lebih besar dari pada spasinya. Bahan peledak baru telah dikembangkan untuk keperluan smooth blasting yang mempunyai diameter explosive kecil dengan VOD rendah dan relative menghasilkan gas yang rendah, telah dicoba dan hasilnya sangat baik. Bahan peledak tersebut adalah Gurit, yaitu sebuah nitroglycerin sebagai isian dasar yang mengandung kieselguhr. Gurit tersedia dalam ukuran 11, 17 dan 22 mm cartridges yang disesuaikan dengan aplikasi dilapangan.

Seperti yang telah dikatakan sebelumya, smooth blasting dilaksanakan dengan special bahan peledak dengan spasi yang lebih dekat. Berikut ini adalah tabel yang memberikan geometri peledakan untuk tiap diameter perimeter holes yang berbeda-beda.

Senin, 10 Oktober 2011

Kristalografi, Mineralogi dan petrologi dalam dunia pertambangan

Kajian - kajian ilmu bumi sangatlah diperlukan oleh seorang ahli pertambangan, pengetahuan tentang kristal, mineral dan batuan akan membantu seorang enginer pertambangan untuk menentukan segala keputusannya di dalam dunia pertambangan.
Saprolite

Cabang dari ilmu kebumian (ilmu Geologi) yang mempejari tentang kristal salah satunya yaitu ilmu Kristalografi, cabang ilmu geologi ini mempelajari tentang geometri dari suatu kristal penyusun mineral.

Cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral yaitu Mineralogi, Mineralogi adalah salah satu cabang dari ilmu Geologi yang mempelajari sifat - sifat fisik dan kimia dari mineral serta mempelajari bagaimana suatu mineral itu terbentuk.

Cabang ilmu Geologi yang mempelajari tentang batuan yaitu Petrologi, secara terminologi yaitu "petro=batuan" dan "logos=ilmu" dalam petrolog dipelajari bagaimana suatu batuan itu terbentuk, apa yang menyusun batuan serta dimana keberadaannya di bumi ini.

Ketiga cabang Ilmu geologi ini memberikan gambaran kepada para engineer Pertambangan bagaimana suatu bahan galian itu dapat terbentuk dan memberikan gambaran lokasi keberadaan suatu bahan galian.


Bentrok PT. Freeport Indonesia

PT. Freeport Indonesia kembali kembali dihinggapi hiruk pukuk persoalan, kali ini karyawan berdemonstrasi menuntut kesejahtraan yang lebih baik, demonstrasi kali ini bahkan telah memakan korban satu orang karyawan yang berdemo.

Piter Ayami Seba adalah seorang karyawan PT. Freeport Indonesia yang tewas dalam bentrokan telah dibrondong tembakan oleh aparat keamanan pukul 10.30 WIT di terminal gorong gorong Timika, penembakan ini terjadi waktu para demonstran hendak naik ke area tambang di Tembaga Pura.
atas kejadian ini PT. Freeport Indonesia dituding telah melakukan tindakan Brutal.

Seorang anggota komisi X DPR RI meminta agar PT. Freeprt Indonesia menghentikan stigmatisasi separatis terhadap karyawan yang berunjuk rasa menuntut hak-haknya seperti yang dilansir kompas.com 



Rabu, 07 September 2011

Peningkatan Nilai Tambah Berikan Keuntungan Optimal Bagi Bangsa dan Negara


KENDARI – Mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah pertambangan Indonesia, merupakan kekayaan alam yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak, oleh karena itu pengelolaannya harus dikuasai oleh Negara untuk memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional. 

Dalam beberapa kesempatan Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh menekankan untuk melakukan added value hasil produk-produk dalam negeri termasuk produk pertambangan didalam negeri untuk menghasilkan keuntungan yang lebih optimal untuk bangsa Indonesia. 

Nilai Tambah adalah proses pengolahan hasil tambang yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau komoditi sehingga nilai ekonomi dan daya gunanya meningkat lebih tinggi dari sebelumnya, serta aktivitas yang ditimbulkan akan memberikan dampak positif terhadap perokonomian dan sosial baik bagi daerah operasional, pusat, maupun daerah non operasional. 

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada setiap kegiatan pengusahaan pertambangan mineral dan batubara diwajibkan meningkatkan nilai tambah, sesuai amanah dalam UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dalam Pasal 102 dinyatakan bahwa “Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara”. 

Proses pengolahan tersebut di atas ditetapkan berdasarkan UU No. 4 tahun 2009, Pasal 103 (1) yang menyatakan bahwa “Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri”. 

Total cadangan batubara di Indonesia yang diperkirakan sebesar 21.13 milyar ton, 20.22% merupakan batubara dengan kategori low rank, 66.39% medium rangk, 12.43% high rank dan hanya 0.96% very high rank (sumber badan geologi 2009). 

Peningkatan nilai tambah untuk produk batubara, berdasarkan hasil penelitian dan Puslitbang Tekmira, perkiraan besaran nilai tambah. Brown Coal, harga bentuk mentah US$ 28/MT, harga setelah diolah menjadi US$ 80/MT ada penambahan US$ 52/MT dan produk batubara setelah diolah menjadi liquid harganya meningkat menjadi US$ 115/MT, dan setelah menjadi CWM harganya meningkat menjadi US$ 92/MT. 

Produk pertambangan seperti batubara dan lainnya diyakini melalui proses pengolahan akan dapat meningkatkan investasi dan penerimaan negara (pusat dan daerah), meningkatkan ketersediaan bahan baku industri juga penyerapan tenaga kerja serta efek multiplier lainnya yang dapat meningkatkan perekonomian daerah setempat. (SF)

Selasa, 30 Agustus 2011

Mayat Karyawan PT Antam Ditemukan di KM Windu Karsa

KOLAKA- Dua jenazah korban tenggelamnya Kapal Motor Windu Karsa kembali ditemukan oleh Tim SAR yang dibantu oleh penyelam masyarakat. Korban tenggelam ditemukan di dalam bangkai kapal.

Korban ditemukan terjebak di salah satu ruangan kapal yang tenggelam, sehingga untuk mengevakuasi harus dilakukan penyelaman. Dua mayat yang ditemukan sudah dalam kondisi membengkak dan mengeluarkan bau menyengat.

Korban diketahui bernama Agus Setiono adalah salah seorang pagawai di PT Aneka Tambang, serta Yohanes Lempe 50 tahun Warga Langori Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka yang merupakan adalah pensiunan TNI.

Setelah dievakuasi, kedua mayat langsung dibawa ke RSUD Kolaka, Selasa (30/8/2011).

Hingga saat ini. pencarian terus dilakukan. Rencananya pencarian akan dilakukan hingga hari ke tujuh sesuai peraturan SAR. Namun kemungkinan pencarian ditambah hingga korban tenggelamnya KMP Windu Karsa ditemukan seluruhnya.

Sementara, Wakil Bupati Kolaka Utara Hj Siti Suharia Muin dan ajudan pribadinya, Suriayani belum ditemukan hingga hari ini.

KMP Windu Karsa tenggelam di perairan Teluk Bone dekat Pulau Lambasina pada 27 Agustus 2011. Kapal tersebut tenggelam saat dalam pelayaran dari Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menuju ke Kolaka, Sulawesi Tenggara.
(Andi Mandacang/SUN TV/ugo)


Sumber : OkeZone.com

 

Kamis, 18 Agustus 2011

Emas

Emas, dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia, sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum Masehi. Hal itu ditandai penemuan emas dalam bentuk kepingan di Spanyol, yang saat itu digunakan oleh paleiothic man. 
Dalam sejarah lain disebutkan bahwa emas ditemukan oleh masyarakat Mesir kuno (circa) 3000 tahun sebelum masehi. Sedangkan sebagai mata uang, emas mulai digunakan pada zaman Raja Lydia (Turki) sejak 700 tahun sebelum Masehi. Sejarah penemuan emas sebagai alat transaksi dan perhiasan tersebut kemudian dikenal sebagai barbarous relic (JM Keynes). 
Namun tahukah kalian bagaimana emas terbentuk di bumi ini??? Secara umum cebakan mineral emas terjadi karena : 

Native Gold

  • Sekresi Lateral yaitu, difusi material pembentuk bijih atau gangue dari batuan samping kedalam patahan atau struktur lainnya. (Deposit tembaga Yellowknife, Canada.Deposit emas Mother Lode, USA.) 
  • Proses Metamorfik yaitu, Konsentrasi awal atau further elemen bijih oleh proses metamorfisme, seperti granitisasi, proses alterasi, dll. ( Beberapa vein emas dan deposit disseminated nikel dalam tubuh ultramafik.
  • Akumulasi Mekanik yaitu, Konsentrasi gravitasi, mineral resisten ke dalam endapan placer. (Timah placer Malaysia, Emas placer Yukon, Canada. Deposit kaolin Georgia, USA) 
  • Pengayaan sekunder atau supergen yaitu, Pencucian (leaching) elemen berharga dari bagian atas suatu deposit mineral dan kemudian dipresipitasikan pada kedalaman untuk membentuk konsentrasi yang tinggi. (Beberapa bonanza emas dan perak, Bagian atas sejumlah deposit tembaga porfiri
Di bumi ini emas dapat berbentuk native element (Au) atau berbentuk mineral seperti Electrum (Ag, Au), Calaverite (AuTe2), Sylvanite ((Au,Ag)Te2) dan Petzite (Ag3AuTe2).

Sylvanite


Di alam emas beasosiasi dengan mineral – mineral lain seperti kuarsa, pirit, arsenopirit, dan perak. Mineral – mineral emas primer terdapat dalam batuan beku intrusi yang menerobos ke permukaan ataupun sebelum permukaan, sedangkan mineral – mineral emas sekunder merupakan hasil pelapukan dari batuan induk yang mengandung emas dan tertransfortasikan dan mengendap si suatu zona pengendapan.

Electrum


Di bumi ini banyak terdapat tambang – tambang emas dari mulai yang beskala kecil hingga yang berskla besar, salah satu pertambangan emas yang merupakan tambang emas terbesar di dunia yaitu Tambang Grasberg. Tambang ini terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116, dan dimiliki oleh Freeport yang berbasis di AS. Biaya membangun tambang di atas gunung sebesar 3 milyar dolar AS. Pada 2004, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan 46 juta ons emas.

Kamis, 11 Agustus 2011

POROSITAS DAN PERMEABILITAS PADA BATUPASIR

Batupasir adalah batu-batu yang renggang (loose) tapi padat (compact), yang terdiri dari fragmen-fragmen dengan diameter berkisar antara 1/16 mm sampai 2 mm, dan fragmen-fragmen tersebut menyatu dan mengeras (cemented).

Perbandingan antara volume total ruang pori dan volume total batuan disebut porositas total atau absolut. Perbandingan antara ruang pori yang saling berhubungan dan volume total batuan disebut porositas efektif. Porositas menurut Levorsen adalah:

f = (volume keseluruhan batuan / (volume pori - pori)) x100 %
Sedangkan porositas efektif didefinisikan sebagai :
fe = (volume pori bersambungan / volume batuan keseluruhan) x100 %

Porositas beberapa reservoar menurut Koesoemadinata dikelompokkan menjadi:

    Diabaikan (negligible)            0 - 5 %
    Buruk (poor)                         5 - 10 %
    Cukup (fair)                          10 - 15 %
    Baik (good)                          15 - 20 %
    Sangat baik (very good)        20 - 25 %
    Istimewa (excellent) > 25 %

Permeabilitas menurut Darcy dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

q = - (kA / μ)( dp / dL ) atau k = - (qμ / A)( dL / dp )

dengan q adalah laju rata-rata aliran melalui media pori (cm3/dt), k adalah permeabilitas (Darcy),

A adalah luas alas benda yang dilalui aliran (cm2),
m adalah viskositas fluida yang mengalir (sentipoise) dan
dL/dp adalah tekanan per panjang benda (atm/cm).

Permeabilitas beberapa reservoar menurut Koesoemadinata dikelompokkan sebagai berikut:


    Ketat (tight)                                 < 5 mD
    Cukup (fair)                            5 - 10 mD
    Baik (good)                         10 - 100 mD
    Baik sekali                       100 - 1000 mD
    (very good)                             >1000 mD

Permeabilitas pada suatu batuan tergantung pada Porositas, ukuran pori, bentuk pori, morfologi permukaan pori bagian dalam, susunan pori dan batang pori (topologi dari jaringan pori), ukuran butir dan distribusinya serta kompaksi dan sementasi.

Porositas cenderung berhubungan secara linier terhadap logaritma permeabilitas. Contoh hasil penelitian hubungan antara log permeabilitas terhadap porositas pada batupasir carboniferous ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1.
Log10 permeabilitas vs porositas untuk lapisan atas batupasir Carboniferous

Dalam beberapa kondisi, hubungan antara porositas dan log (k) adalah lemah. Sebagai tambahan untuk porositas, permeabilitas juga tergantung pada sorting (pemilahan), ukuran butir dan litologi (contoh pasir vs lempung). 

Peningkatan permeabilitas dengan peningkatan porositas sangat dipengaruhi oleh jenis batuan.


Gambar 1. Log10 permeabilitas vs porositas untuk lapisan atas batupasir Carboniferous.

Menurut Koesoemadinata porositas yang terdapat pada batupasir bersifat intergranuler. Pori-pori yang terdapat diantara butir-butir dan khususnya terjadi secara primer, jadi rongga-rongga terjadi pada waktu pengendapan. Jika bentuk butiran mendekati bentuk bola maka permeabilitas dan porositasnya akan lebih meningkat. 

Segala bentuk yang menyudut biasanya memperkecil rongga, karena masing-masing sudutnya akan mengisi rongga yang ada, dan karenanya akan memberikan kemas yang lebih ketat. Permeabilitas kemungkinan dipeng-aruhi oleh diameter, rata-rata sebesar 10% dari butiran paling halus. Pada batupasir yang tidak tersemen, ada kecenderungan bahwa permeabilitas kemungkinan sebanding dengan hasil perkalian dari diameter butir.

Pemilahan (sorting) adalah cara penyebaran berbagai macam besar butir. Jika pemilahan sangat buruk, batuan akan terdiri dari butiran berbagai ukuran. Dengan demikian rongga yang terdapat diantara butiran besar akan diisi butiran yang lebih kecil lagi sehingga porositas dan permeabilitasnya berkurang.

Jumat, 05 Agustus 2011

Besi dan Rahasia yang Terkandung di dalamnya

Besi, menurut Peter Van Krogt ahli elementimologi, telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7 generasi sejak Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe, atau ferrum, yang berarti "elemen suci" dari kata Iren (Anglo-Saxon). Diberi nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus Aurelius dan Commodus menghubung¬kan dengan mitos Planet Mars.
Besi adalah salah satu unsur yang disebutkan dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadid (besi) ayat 25 kita diberitahukan :
“Sesungguhnya Kami (Allah) telah mengutuskan para rasul Kami (Allah) dengan bukti-bukti yang nyata, dan Kami (Allah) turunkan bersama mereka kitab dan mizan (neraca) supaya berdirilah manusia dengan keadilan. Dan Kami (Allah) turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, dan supaya dibuktikan Allah siapa yang menolong-Nya dan para rasul-Nya dengan ghaib. Sesungguhnya Allah adalah al-Qawiyy (Maha Kuat), lagi al-‘Aziz (Maha Perkasa).” (Al Qur'an, 57:25)
Kata "Turunkan" khususnya digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat dianggap memiliki arti kiasan untuk menjelaskan bahwa besi telah diberikan untuk menguntungkan orang-orang. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata, yang, "secara fisik diturunkan dari langit", kita menyadari bahwa ayat ini menunjukkan sebuah keajaiban ilmiah yang sangat signifikan seperti yang disebutkan oleh Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi yang berpandangan bahwa "memang besi diturunkan dari langit"
Logam berat di alam semesta dihasilkan dalam inti bintang-bintang besar, bagaimanapun Tata surya kita, tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi sendiri. Besi hanya dapat dihasilkan dalam bintang-bintang jauh lebih besar dari Matahari, dimana suhu mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi melebihi suatu tingkat tertentu dalam sebuah bintang, bintang tidak bisa lagi menampung, dan akhirnya meledak dalam apa yang disebut "nova" atau "supernova". Sebagai hasil dari ledakan ini, meteor yang mengandung besi tersebar di seluruh alam semesta, dan mereka bergerak melalui kekosongan sampai tertarik oleh gaya gravitasi dari benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa besi tidak terbentuk di Bumi, tetapi dibawa dari ledakan bintang di ruang angkasa melalui meteor, dan "diturunkan ke bumi", dengan cara yang persis sama seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini bisa tidak secara ilmiah dikenal di abad ke-7, ketika Al Qur'an diturunkan.

Jumat, 29 Juli 2011

Peta Geologi

Peta geologi merupakan sahabat dan teman setia yang selalu menemani seorang ahli geologi yang melakukan kegiatan lapangasn maupun melakukan kegiatan pustaka, seoramg ahli geologi mengunakan informadi yang terdapat dalam peta geologi untuk kegiatannya. Ada banyak informasi yang didapat dari peta geologi yang biasa digunakan untuk kegiatan penambangan oleh karena itu seorang ahli tambang juga harus mempelajari peta geologi agar tidak salah menafsirkan informasi yang terdapat di dalamnya.


Menurut deefinisi SNI 4691 1998 peta geologi adalah gambaran atau bentuk dengan melalui ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah, wilayah atau kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala

Ada berbagai peta geologi dengan berbagai informasi – informasi geologi yang lebih khusus di bawah ini adalah beberapoa jenis peta geologi menurut kegunaan dan informasi yang terkandung di dalamnya.

1. “Peta geologi permukaan”, atau “peta rincian” (surface geological map) memberikan berbagai formasi geologi yang langsung terletak di bawah permukaan. Tetapi umumnya dasar pelapukan tidak dicantumkan (peta yang ditutupi). Skalanya adalah 1 : 50.000 atau lebih besar. Peta ini berguna dalam menentukan lokasi bahan-bahan bangunan (pasir dan kerikil), drainase, pencarian air, pembuatan lapangan terbang dan jalan, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan skala yang digunakan untuk peta, seringkali dianjurkan pemboran yang tidak tertalu dalam, penggalian sumur uji (test pits), dan sebagainya untuk pengontrolan atau penetapan pada titiktitik yang kritis.

2. Peta pengungkap atau peta ungkapan (outcrop map). Umumnya berskala besar. Yang dicantumkan hanyalah tempat ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan sejumlah keterangan dan pemboran dan sebagainya beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk menentukan di mana misalnya material untuk pecahan batu dapat ditemukan langsung di bawah permukaan.

3. “Peta ikhtisar geologis”. Umumnya berskala sedang atau kecil, 1 : 100.000 atau lebih kécil. Peta ini tidak saja memberikan pengamatan langsung terhadap formasi-formasi yang telah tesingkap, akan tetapi ada kalanya pula ekstrapolasi atas daerah-daerah yang beberapa formasinya misalnya diliputi oleh lapisan holosen.

4. “Peta struktur”, berskala sedang hingga besar. Peta ini adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu, yang berada di dalam tanah-bawah.

5. “Peta isopach”, berskala sedang hingga besar, di mana garis-garis menghubungkan titik-titik yang sama tebal dan sebuah formasi atau lapisan (dengan demikian konfigurasi struktural tidak kita temukan di dalamnya).

6. Peta-peta yang dibuat berdasarkan foto udara, disebut “peta fotogeologi”. Pada umumnya, foto udara diambil vertikal ke bawah. Titik potong sumbu optic-negatif dalam kamera (yakni permukaan bumi dalam keadaan yang sebenarnya) disebut “titik utama”, yaitu pusat proyeksi. Lewat pengimpitan foto-foto, terdapat kemungkinan dilakukannya studi stereoskopik; antara lain paralaks, pengukuran selisih ketingggian, pembuatan kontur. Foto udara (stereoskopik) dapat memberikan gambaran topografis yang sangat baik, yang sesuai untuk perencanaan jalan, bendungan, dan sebagainya, mengenali daerah longsoran tanah, teras sungai, tepi atau alur sungai tua di daerah rawa, dan sebagainya. Di daerah di mana geologi tidak banyak dikenal orang, foto udara digunakan pula untuk orientasi geologi.

7. “Peta hidrogeologi”. Kebanyakan negara barat sedang sibuk menyusun sejumlah peta yang menyangkut keadaan air tanahnya. Sebuah peta-ikhtisar internasional berskala kecil tentang Eropa oleh UNESCO berskala 1 : 1.500.000 hanya membedakan daerah yang mengandung air-tanah dalam batuan primer yang berpori, batuan sekunder yang berpori (daerah karst), dan di mana tidak terdapat air-tanah dalam jumlah yang berarti (dataran tinggi). Dengan dernikian peta ini kurang menarik bagi seorang insinyur. Seorang insinyur harus dapat berorientasi mengenai kemungikinan muatan air yang berlebih atau mengenai keberadaan air yang dapat digunakan dan sebagainya, tergantung pada sifat proyek yang bersangkutan.

Jumat, 22 Juli 2011

Kristal

Pada mulanya kata kristal dikenal di Yunani sebagai sebutan untuk (es), kemudian pada abad pertengahan kata ini digunakan untuk sebutan pada Batuan atau Rock Crystal atau mineral kuarsa atau Quartz. Akhirnya kata ini digunakan secara bebas untuk sebutan semua obyek yang berbentuk padat yang tersusun oleh bidang-bidang polyhedral.

Hukum – Hukum Kristal

1. STENO (1669)
dikenal dengan sebutan THE CONSTANCY OF INTERFACIAL ANGLES hukum ini mengatakan : Sudut pada (antara) bidang-bidang tertentu pada suatu jenis kristal tertentu selalu konstan. Hukum ini didasarkan pada penelitiannya terhadap kristal kuarsa.

2. Hukum JOHANNES KEPLER (1611),
seorang astronot, membuat tulisan tentang HEXAGONAL SNOW, yang mengatakan : Suatu kenampakan dari bentuk kristal dimungkinkan akibat tersusunya (secara geometri) unit-unit yang kecil secara teratur.

3. Hukum STRUKTUR KRISTAL oleh HAUY (1743-1822),
teori ini didasari oleh hasil penelitiannya terhadap bidang-bidang belahan dari kristal kalsit yang kemudian memberikan keyakinan padanya bahwa : Semua kristal selalu terbentuk atau tersusun oleh unit-unit kecil yang berbentuk polyhedral, dan setiap unit pada mineral tertentu selalu mempunyai bentuk yang khas.

4. Hukum BRAVAIS LATICE (1850),
memperlihatkan adanya : aturan pada susunan atom/ion dalam ruang (space lattice), pola inilah yang dijumpai pada kristal-kristal.

Genesa Kristal (Kristalisasi)

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari ikatan-ikatan atom atau ion secara kimiawi.

Susunan dari ikatan-ikatan tersebut tergantung pada :

1. jenis dan macam unsur kimia yang terikat.
2. Jarak ikatan antar atom tersebut tertentu dan dapat membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-kondisi inilah yang memberikan ciri khas pada bahan-bahan kristalin, yaitu : padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu (tergantung pada gaya dan arah ikatan tersebut) dan mempunyai sifat listrik atau magnetis.

Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk sebagai akibat proses kristalisasi dan proses ini dapat berbentuk :

• Proses pendinginan dan Pembekuan
• Proses evaporasi dan Penguapan

Dalam keadaan (air, gas atau uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari distribusi atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan serta konsentrasi larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari susunan atom atau ionnya sehingga keadaan kristalin dapat tercapai.

Proses-proses kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang terbentuk secara alamiah (bukan oleh buatan manusia).

Bentuk Kristal

Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya, namun untuk dapat membayangkan kristal dengan cara demikian tidaklah mungkin. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menerapkan kedudukan bidang-bidang tersebut dengan pertolongan sistem-sistem koordinat.

Dalam ilmu kristalografi, geometrinya dipakai dengan tujuh jenis sistem sumbu, yaitu :

a. Sistem Sumbu Kubik.
b. Sistem Sumbu Tetragonal.
c. Sistem Sumbu Hexagonal.
d. Sistem Sumbu Orthorombik.
e. Sistem Sumbu Monoklin.
f. Sistem Sumbu Rombohedral.
g. Sistem Sumbu Triklin.

Rabu, 20 Juli 2011

Sejarah Pertambangan Dunia

Pertambangan adalah suatu kegiatan pencarian, penyelidikan, pengambilan, pengolahan dan penjualan mineral – mineral yan memiliki arti ekonomis. 

Sejak awal peradaban, orang telah menggunakan batu, keramik dan, kemudian, logam yang ditemukan pada atau di dekat permukaan bumi. Material – material ini digunakan sebagai bahan untuk membuat peralatan – peralatan senjata.

Pada jaman mesir kuno telah dilakukan penambangan perunggu (malachite) di madii, pada awalnya orang mesir menggunakan perunggu sebagai hiasan dan tembikar, kemudian antara 2613 dan 2494 SM ekspedisi keluar mesir dilakukan untuk mencari dan mengamankan mineral dan sumberdaya lainnya yang tidak tedapat di mesir

Pertambangan di Mesir bermula pada awal dinasti, dan salah satu yang terbesar dan terluas adalah tambang emas Nubia. Seorang penulis Yunani Diodorus Siculus menjelaskan bahwa fire-setting adalah salah satu metode yang digunakan untuk memecah batu keras yang mengandung emas di Nubia. 

Ancient Roman development of the Dolaucothi Gold Mines, Wales.

Pertambangan di Eropa memiliki sejarah yang sangat panjang, salah satu contohnya yaitu tambang perak di Laurium, tambang ini membantu pengembangan kota Athena, namun penambangan skala besar dilakukan pada jaman romawi, bangsa romawi menggunakan air dengan volume yang besar ke area penambangan dengan menggunakan saluran – saluran air. Air digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya yaitu digunakan untuk menghilangkan kotoran dan batuan overburden yang disebut dengan hidrolik mining, air juga digunakan untuk mencuci dan menjalankan mesin sederhana yang memisahkan dan menghacurkan bijih.

Pertambangan sebagai sebuah industri mengalami perubahan dramatis di Eropa abad pertengahan. Industri pertambangan di awal Abad Pertengahan difokuskan pada ekstraksi tembaga dan besi. Logam mulia lainnya juga digunakan untuk penyepuhan atau pembuatan koin. Awalnya, logam banyak diperoleh melalui pertambangan terbuka, dan bijih yang diekstraksi diperoleh dari kedalaman dangkal, daripada melakukan penggalian lubang untuk tambang dalam. Sekitar abad ke-14, permintaan untuk senjata, baju besi, sanggurdi, dan sepatu kuda sangat meningkatkan permintaan untuk besi. Ksatria Abad Pertengahan misalnya menggunakan 100 pounds baju besi atau rantai besi di samping pedang, tombak dan senjata lainnya. ketergantungan besar pada besi untuk tujuan militer. Membantu untuk memacu produksi dan ekstraksi besi meningkat.

Tambang prasejarah di amerika utara terdapat di sepanjang danau superior, suku Indian mulai menggunakan tembaga setidaknya dimulai sekitar 5000 tahun yang lalu, peralatan tembaga, mata panah, dan artefak lainnya sebagai barang asli suatu jaringan perdagangan telah ditemukan.

Hingga saat ini pertambangan masih terus berlanjut dan berkembang di seluruh dunia, mulai dari timur hingga barat dan dari utara ke selatan semua manusia membutuhkan material – material hasil penambangan untuk kehidupan mereka inilah yang mendorong industry pertambangan semakin maju dan berkembang.

Minggu, 17 Juli 2011

Coal Blasting

Salah Satu Peledakan dalam Pertambangan Batubara



Kamis, 14 Juli 2011

susunan bumi

Perkembangan ilmu pengetahuan telah member petunjuk bagi para ahli kebumian tentang struktur dalam perut bumi, berbagai penyelidikan seismologi (Ilmu Gempa Bumi) telah memberi gambaran bentuk dalam bumi.

Pada peristiwa gempa bumi terjadi perambatan berbagai macam gelombang, beberapa jenis gelombang tertentu mampu menembus bagia dalam bumi, semakin dalam gelombang menembus permukaan semakin cepat juga rambatannya, hal ini menunjukan perbedaan media yang dilalui oleh gelombang.

Pada kedalaman tertentu terjadi perubahan kecepatan gelombang yang mendadak sifatnya yaitu pada bidang yang disebut bidang diskontinuitas, masing – masing terletak pada kedalaman 70 kilometer dan 2.900 kilometer, bidang diskontinuitas tertib pertama pada kedalaman 70 kilometer terkenal dengan nama bidang mohorovicic


Hasil penelitian mengenai bumi menujukan bahwa bumi mempunyai struktur berlapis sepusat, menurut Suess-Wiechart bumi tersusun atas :

  • Kerak bumi (earth crust), lapisan batuan asam-basa, didominasi oleh Si dan Al, antara 0–60 km dengan BJ. 2,7
  • Selubung bumi atau mantel, lapisan sisik silikat, didominasi oleh Si dan Mg, antara 60–1200 km dengan BJ. 3,4
  •  Lapisan antara atau khalkosfer (chalcosphere), terdiri dari senyawa oksida dan sulfida, antara 1200–2900 km dengan BJ. 6,4
  • Inti bumi (Ni – Fe) atau barisfer (barysphere), terdiri dari Ni dan Fe, antara 2900-6300 km, dengan BJ. 9,6

Bumi tersusun oleh berbagai  unsur kimia, unsur – unsur penyusun terbagi kedalam beberapa golongan yang berurutan dari atas kea arah pusat.

Susunan Bumi (Goldschmidt)
Geosfer
Ketebalan (km)
Densitas
Susunan kimia
Silikat atas
60-120
2,73
Unsur litofil: O, Si, Al, Ca, Mg, Na, K, Li, Rb, Ba, dsb.
Eklogit
1100
3,6-4
Silikat terutama Mg, Fe
Sulfida-oksida
1700
5-6
Unsur khalkofil: S, Se, Te, Fe, Cu, Zn, Pb, Cd, Hg, Sb, Bi, As, Au, Ag, dsb.
Inti Fe-Ni
3500
8-10
Unsur siderofil: Fe, Ni, Co, grup Pt, Mo, P, C, dsb.

1)    Unsur litofil (lithophilic elements): ‘lithos’ – batu (Greek); sebagian besar litofil dicirikan oleh afinitas dengan oksigen.
2)    Unsur khlakofil (chalcophile elements): ‘chalcos’ – tembaga; sebagian besar kalkofil dicirikan oleh afinitas dengan belerang.
3)    Unsur siderofil (siderophilic elements): ‘sideros’ – besi (“meteorite”)


Kerak Bumi (Holmes)
Ketebalan (km)
Susunan lapisan
Berat jenis
Kec. seismik (km/det)
0 – 15
Granitik, bersusunan Si – Al
2,7
6,7
15 – 40
Basaltik
3,5
7,2
40 – 60
Bersusunan peridotit (eklogit), Si – Mg kristalin
3,5
7,6
> 60
Substratum, Si – Mg amorf

8,6
Lapisan granitik (Si-Al) di daratan lebih tebal dibandingkan di awah laut


Selasa, 12 Juli 2011

Mapinfo Tutorial 1"Membuat batas wilayah"

mapinfo dapat digunakan untuk membuat Batas wilayah pertambangan atau batas wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP)dengan menggunakan data hasil ploting pada setiap batas wilayah,,,
berikut adalah tutorialnya semoga dapat bermanfaat

Jumat, 08 Juli 2011

Petrologi

Pengertian Petrologi

Kata petrologi berasal dari bahasa Yunani petra, yang berarti (batu), dan kata logos yang berarti ilmu, jadi menurut bahasa Petrologi adalah ilmu yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ilmu petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen.

Petrologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, mencakup aspek pemerian (deskripsi) dan aspek genesa-interpretasi. Pengertian luas dari petrologi adalah mempelajari batuan secara mata telanjang, secara optik atau mikroskopis, secara kimia dan radio isotop. Studi petrologi dibatasi secara megaskopis saja.

Aspek pemerian antara lain meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi, berat jenis, kekerasan, kesarangan (porositas), kelulusan (permeabilitas) dan klasifikasi atau penamaan batuan.

Aspek genesa – interpretasi mencakup tentang sumber asal hingga proses atau cara terbentuknya batuan. Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak (kulit) bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur (mengkristal).

Dalam arti sempit, yang tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia, fisis maupun biologis, serta proses erosi dari batuan. Namun dalam arti luas tanah hasil pelapukan dan erosi tersebut termasuk batuan.

Batuan

Batuan adalah kumpulan satu atau lebih mineral. Kejadian dan sifat batuan ditentukan oleh kandungan mineral yang terdapat di dalamnya (tekstur). Berdasarkan cara tejadinya (klasifikasi genetik), batuan dapat digolongkan menjadi 3 jenis utama, yaitu:

1. Batuan Beku (igneous rock)
2. Batuan Sediment (sedimentary rock)
3. Batuan Metamorf (metamorphic rock)

Batuan Beku

Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan magma. Igneous berasal dari kata ignis yang berarti api atau pijar, karena magma merupakan material silikat yang panas dan pijar yang terdapat di dalam bumi.

Dari hasil pembentukan tersebut, dimulai dari pembekuan lambat yang akan menghasilkan tekstur kasar, diikuti dengan pembekuan sedang yang juga akan menghasilan tekstur kasar (tidak sekasar pada pembekuan lambat), dan kemudian pembekuan cepat yang akan menghasilkan tekstur halus pada batuan.

Batuan Sedimen

Produk dari proses pelapukan mekanik dan kimia merupakan sumber material untuk pembentukan batuan sedimen. Kata sedimentary menunjukkan sifat alam dari batuan sedimen yang berasal dari bahasa Latin sedimentum yang berarti endapan, yang digunakan untuk materi padat yang diendapkan dari fluida.
Material hasil proses pelapukan secara tetap akan terkikis dari batuan induknya, kemudian mengalami pengangkutan dan diendapkan di danau, lembah sungai, laut atau cekungan lainnya.

Partikel-partikel pada bukit pasir di gurun, lumpur di dasar rawa-rawa, kerakal di sungai, merupakan produk dari proses yang tiada hentinya. Karena proses pelapukan batuan, transportasi dan pengendapan material hasil proses pelapukan terus beralangsung, maka material sedimen dapat dijumpai dimana-mana.

Setelah diendapkan material yang dekat dengan dasar akan mengalami kompaksi. Lama kelamaan endapan ini akan tersemenkan oleh mineral yang mengkristal di pori-pori antar butiran sehingga membentuk batuan sedimen.

Batuan Metamorf

Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan yang sudah ada menjadi batuan metamorf karena perubahan tekanan dan temperatur yang besar.

Batuan asal dari batuan metamorf dapat batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf itu sendiri. Agen atau media yang menyebabkan terjadinya proses metamorfisme adalah panas, tekanan dan cairan kimia aktif.

Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuan meliputi tekstur dan komposisi mineral.
Proses metamorfisme terjadi apabila kondisi lingkungan batuan mengalami perubahan yang tidak sama dengan kondisi pada waktu batuan terbentuk, sehingga batuan menjadi tidak stabil.

Untuk mendapatkan kestabilannya kembali pada kondisi yang baru maka batuan mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada kondisi tekanan dan temperatur yang yang berada beberapa kilometer di bawah permukaan bumi.

Karena pembentukannya yang sangat jauh di bawah permukaan, maka proses pembentukan batuan metamorf sangat sulit dipelajari oleh geologiawan.

Sabtu, 18 Juni 2011

Genesa Bentonit

Secara umum, genesa bentonit ada empat macam, yaitu hasil pelapukan, hidrotermal, akibat transformasi, dan sedimentasi.

  • Endapan Hasil Pelapukan
Faktor utama dalam pembentukan endapan bentonit hasil pelapukan adalah kondisi komposisi mineral batuan, komposisi kimia, dan daya lalu air pada batuan asalnya. Yang terakhir ini dapat dikemukakan sebagai: iklim, macam relief, dan tumbuh-tumbuhan yang berada di atas batuan.
Mineral penting dalam pembentukan lempung adalah plagioklas, kalium-feldspar, biotit, muskovit, serta sedikit kandungan senyawa alumina. Plagioklas selain sangat reaktif dan jumlahnya banyak, juga merupakan sumber utama dari kation dan silika dalam air tanah.

  • Endapan Hasil Hidrotermal
Larutan hidrotermal merupakan larutan yang bersifat asam dengan kandungan klorida, belerang, karbon dioksida dan silika. Komposisi larutan kemudian berubah karena adanya reaksi dengan batuan gamping. Larutan alkali selanjutnya terbawa ke luar dan bersifat basa serta akan tetap bertahan selama unsur alkali dan alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal. Jadi, selama proses hidrotermal berlangsung, akan terjadi daerah yang berubah dari asam ke basa.

Pada alterasi hidrotermal yang relatif lemah, mineral-mineral asal menentukan hasil alterasi tersebut. Pada alterasi yang sangat lemah, kehadiran unsur alkali dan alkali tanah akan membentuk monmorillonit kecuali kalium, mika, dan feldspar. Akan tetapi, terjadinya monmorillonit terutama karena adanya unsur magnesium.

  • Endapan Transformasi
Endapan bentonit hasil transformasi debu gunung api terjadi dengan sempurna apabila debu diendapkan di dalam cekungan seperti danau atau laut. Mineral gelas gunung api lambat laun akan mengalami transformasi. Monmorillonit dijumpai pada endapan resen.

  • Endapan Sedimen
Monmorillonit juga dapat terbentuk sebagai endapan sedimen dalam keadaan basa. Mineral-mineral yang terbentuk secara sedimen dan tidak berasosiasi dengan tufa adalah atapulgit, speolit dan monmorillonit, serta terbentuk dalam cekungan dan bersifat basa, dan karbonat, silika, pipih, fosfat laut dan sebagainya juga ikut terbentuk. Lingkungan ini banyak sekali mengandung larutan silika yang dapat terendapkan.

Jumat, 15 April 2011

Sumberdaya Zirkon Provinsi Kalimantan Tengah

Sumberdaya Zirkon Provinsi Kalimantan Tengah
Zirkon atau yang juga sering ditulis dengan Zircon atau Pasir Zircon adalah mineral yang menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 digolongkan kedalam mineral non logam, tetapi unsur Zr (Zirconium) dikelompokkan kedalam golongan mineral logam. 

Apabila mineral ini diolah secara kimiawi menjadi ZrO2 + SiO2 maka ZrO2 yang diperoleh disebut Zirconia, menurut Peraturan Pemerintah Zirconia berubah menjadi mineral Logam karena unsur Zr nya menjadi lebih tinggi. 

Zircon di Kalimantan Tengah terbentuk bersama-sama dengan batuan beku seri kalk alkali - alkali (granit, grano diorit dan monzonit). Apabila batuan tersebut lapuk maka mineral-mineralnya akan lepas dan terbentuklah pasir zircon yang karena adanya proses transportasi terjadi pengkayaan di beberapa tempat-tempat tertentu.

Warna pasir zircon dapat bermacam-macam dapat putih bening hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan dan gelap. Warna – warna zircon tersebut dipengaruhi oleh unsur-unsur yang dikandungnya seperti besi, mangaan, kalsium, sodium dll. 

Sistem kristalnya monoklin, prismatik, dipiramida dan ditetragonal dengan kilap lilin sampai logam, belahan sempurna sampai tidak beraturan. Kekerasan pasir zircon berdasarkan skala mohs berkisar antara 6,5 - 7,5, berat jenis berkisar antara 4,6 - 5,8 dan titik leburnya 2.500° C.

Kegunaan zircon, zirconia dan zirconium antara lain untuk selongsong reakator nuklir, sebagai bahan pelapis keramik mutu tinggi, refractory, catalysis, komponen electronic, permata dll.

Pasir zircon di Kalimantan Tengah dijumpai di Kabupaten Sukamara, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Kota Palangka Raya, Gunung Mas, Kapuas dan Pulang Pisau.

Secara geologi endapan pasir zircon dijumpai di formasi dahor dan aluvium. Lokasi-lokasi yang biasanya mengandung endapan pasir zircon tinggi adalah yang berada di dasar atau kanan/kiri sungai atau anak2 sungai berupa endapan channel atau teras sungai.