Brian Tracy
All succesful people en and women are big dreamers. They imagine what their future could be ideal in every respect, and then they work everyday toward their distant vision, that goal or pupose.
Soekarno
Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.
soekarno
Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong.
bung karno
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
Rabu, 12 Oktober 2011
Metoda Peledakan Pada Underground Blasting
Senin, 10 Oktober 2011
Kristalografi, Mineralogi dan petrologi dalam dunia pertambangan
Saprolite |
Bentrok PT. Freeport Indonesia
Rabu, 07 September 2011
Peningkatan Nilai Tambah Berikan Keuntungan Optimal Bagi Bangsa dan Negara
Selasa, 30 Agustus 2011
Mayat Karyawan PT Antam Ditemukan di KM Windu Karsa
Korban ditemukan terjebak di salah satu ruangan kapal yang tenggelam, sehingga untuk mengevakuasi harus dilakukan penyelaman. Dua mayat yang ditemukan sudah dalam kondisi membengkak dan mengeluarkan bau menyengat.
Korban diketahui bernama Agus Setiono adalah salah seorang pagawai di PT Aneka Tambang, serta Yohanes Lempe 50 tahun Warga Langori Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka yang merupakan adalah pensiunan TNI.
Setelah dievakuasi, kedua mayat langsung dibawa ke RSUD Kolaka, Selasa (30/8/2011).
Hingga saat ini. pencarian terus dilakukan. Rencananya pencarian akan dilakukan hingga hari ke tujuh sesuai peraturan SAR. Namun kemungkinan pencarian ditambah hingga korban tenggelamnya KMP Windu Karsa ditemukan seluruhnya.
Sementara, Wakil Bupati Kolaka Utara Hj Siti Suharia Muin dan ajudan pribadinya, Suriayani belum ditemukan hingga hari ini.
KMP Windu Karsa tenggelam di perairan Teluk Bone dekat Pulau Lambasina pada 27 Agustus 2011. Kapal tersebut tenggelam saat dalam pelayaran dari Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menuju ke Kolaka, Sulawesi Tenggara.
(Andi Mandacang/SUN TV/ugo)
Sumber : OkeZone.com
Kamis, 18 Agustus 2011
Emas
- Sekresi Lateral yaitu, difusi material pembentuk bijih atau gangue dari batuan samping kedalam patahan atau struktur lainnya. (Deposit tembaga Yellowknife, Canada.Deposit emas Mother Lode, USA.)
- Proses Metamorfik yaitu, Konsentrasi awal atau further elemen bijih oleh proses metamorfisme, seperti granitisasi, proses alterasi, dll. ( Beberapa vein emas dan deposit disseminated nikel dalam tubuh ultramafik.
- Akumulasi Mekanik yaitu, Konsentrasi gravitasi, mineral resisten ke dalam endapan placer. (Timah placer Malaysia, Emas placer Yukon, Canada. Deposit kaolin Georgia, USA)
- Pengayaan sekunder atau supergen yaitu, Pencucian (leaching) elemen berharga dari bagian atas suatu deposit mineral dan kemudian dipresipitasikan pada kedalaman untuk membentuk konsentrasi yang tinggi. (Beberapa bonanza emas dan perak, Bagian atas sejumlah deposit tembaga porfiri)
Sylvanite |
Di alam emas beasosiasi dengan mineral – mineral lain seperti kuarsa, pirit, arsenopirit, dan perak. Mineral – mineral emas primer terdapat dalam batuan beku intrusi yang menerobos ke permukaan ataupun sebelum permukaan, sedangkan mineral – mineral emas sekunder merupakan hasil pelapukan dari batuan induk yang mengandung emas dan tertransfortasikan dan mengendap si suatu zona pengendapan.
Electrum |
Di bumi ini banyak terdapat tambang – tambang emas dari mulai yang beskala kecil hingga yang berskla besar, salah satu pertambangan emas yang merupakan tambang emas terbesar di dunia yaitu Tambang Grasberg. Tambang ini terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116, dan dimiliki oleh Freeport yang berbasis di AS. Biaya membangun tambang di atas gunung sebesar 3 milyar dolar AS. Pada 2004, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan 46 juta ons emas.
Kamis, 11 Agustus 2011
POROSITAS DAN PERMEABILITAS PADA BATUPASIR
- Diabaikan (negligible) 0 - 5 %
- Buruk (poor) 5 - 10 %
- Cukup (fair) 10 - 15 %
- Baik (good) 15 - 20 %
- Sangat baik (very good) 20 - 25 %
- Istimewa (excellent) > 25 %
- Ketat (tight) < 5 mD
- Cukup (fair) 5 - 10 mD
- Baik (good) 10 - 100 mD
- Baik sekali 100 - 1000 mD
- (very good) >1000 mD
Jumat, 05 Agustus 2011
Besi dan Rahasia yang Terkandung di dalamnya
Jumat, 29 Juli 2011
Peta Geologi
Menurut deefinisi SNI 4691 1998 peta geologi adalah gambaran atau bentuk dengan melalui ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah, wilayah atau kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala
Ada berbagai peta geologi dengan berbagai informasi – informasi geologi yang lebih khusus di bawah ini adalah beberapoa jenis peta geologi menurut kegunaan dan informasi yang terkandung di dalamnya.
1. “Peta geologi permukaan”, atau “peta rincian” (surface geological map) memberikan berbagai formasi geologi yang langsung terletak di bawah permukaan. Tetapi umumnya dasar pelapukan tidak dicantumkan (peta yang ditutupi). Skalanya adalah 1 : 50.000 atau lebih besar. Peta ini berguna dalam menentukan lokasi bahan-bahan bangunan (pasir dan kerikil), drainase, pencarian air, pembuatan lapangan terbang dan jalan, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan skala yang digunakan untuk peta, seringkali dianjurkan pemboran yang tidak tertalu dalam, penggalian sumur uji (test pits), dan sebagainya untuk pengontrolan atau penetapan pada titiktitik yang kritis.
2. Peta pengungkap atau peta ungkapan (outcrop map). Umumnya berskala besar. Yang dicantumkan hanyalah tempat ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan sejumlah keterangan dan pemboran dan sebagainya beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk menentukan di mana misalnya material untuk pecahan batu dapat ditemukan langsung di bawah permukaan.
3. “Peta ikhtisar geologis”. Umumnya berskala sedang atau kecil, 1 : 100.000 atau lebih kécil. Peta ini tidak saja memberikan pengamatan langsung terhadap formasi-formasi yang telah tesingkap, akan tetapi ada kalanya pula ekstrapolasi atas daerah-daerah yang beberapa formasinya misalnya diliputi oleh lapisan holosen.
4. “Peta struktur”, berskala sedang hingga besar. Peta ini adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu, yang berada di dalam tanah-bawah.
5. “Peta isopach”, berskala sedang hingga besar, di mana garis-garis menghubungkan titik-titik yang sama tebal dan sebuah formasi atau lapisan (dengan demikian konfigurasi struktural tidak kita temukan di dalamnya).
6. Peta-peta yang dibuat berdasarkan foto udara, disebut “peta fotogeologi”. Pada umumnya, foto udara diambil vertikal ke bawah. Titik potong sumbu optic-negatif dalam kamera (yakni permukaan bumi dalam keadaan yang sebenarnya) disebut “titik utama”, yaitu pusat proyeksi. Lewat pengimpitan foto-foto, terdapat kemungkinan dilakukannya studi stereoskopik; antara lain paralaks, pengukuran selisih ketingggian, pembuatan kontur. Foto udara (stereoskopik) dapat memberikan gambaran topografis yang sangat baik, yang sesuai untuk perencanaan jalan, bendungan, dan sebagainya, mengenali daerah longsoran tanah, teras sungai, tepi atau alur sungai tua di daerah rawa, dan sebagainya. Di daerah di mana geologi tidak banyak dikenal orang, foto udara digunakan pula untuk orientasi geologi.
7. “Peta hidrogeologi”. Kebanyakan negara barat sedang sibuk menyusun sejumlah peta yang menyangkut keadaan air tanahnya. Sebuah peta-ikhtisar internasional berskala kecil tentang Eropa oleh UNESCO berskala 1 : 1.500.000 hanya membedakan daerah yang mengandung air-tanah dalam batuan primer yang berpori, batuan sekunder yang berpori (daerah karst), dan di mana tidak terdapat air-tanah dalam jumlah yang berarti (dataran tinggi). Dengan dernikian peta ini kurang menarik bagi seorang insinyur. Seorang insinyur harus dapat berorientasi mengenai kemungikinan muatan air yang berlebih atau mengenai keberadaan air yang dapat digunakan dan sebagainya, tergantung pada sifat proyek yang bersangkutan.
Jumat, 22 Juli 2011
Kristal
Hukum – Hukum Kristal
1. STENO (1669)
dikenal dengan sebutan THE CONSTANCY OF INTERFACIAL ANGLES hukum ini mengatakan : Sudut pada (antara) bidang-bidang tertentu pada suatu jenis kristal tertentu selalu konstan. Hukum ini didasarkan pada penelitiannya terhadap kristal kuarsa.
2. Hukum JOHANNES KEPLER (1611),
seorang astronot, membuat tulisan tentang HEXAGONAL SNOW, yang mengatakan : Suatu kenampakan dari bentuk kristal dimungkinkan akibat tersusunya (secara geometri) unit-unit yang kecil secara teratur.
3. Hukum STRUKTUR KRISTAL oleh HAUY (1743-1822),
teori ini didasari oleh hasil penelitiannya terhadap bidang-bidang belahan dari kristal kalsit yang kemudian memberikan keyakinan padanya bahwa : Semua kristal selalu terbentuk atau tersusun oleh unit-unit kecil yang berbentuk polyhedral, dan setiap unit pada mineral tertentu selalu mempunyai bentuk yang khas.
4. Hukum BRAVAIS LATICE (1850),
memperlihatkan adanya : aturan pada susunan atom/ion dalam ruang (space lattice), pola inilah yang dijumpai pada kristal-kristal.
Genesa Kristal (Kristalisasi)
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari ikatan-ikatan atom atau ion secara kimiawi.
Susunan dari ikatan-ikatan tersebut tergantung pada :
1. jenis dan macam unsur kimia yang terikat.
2. Jarak ikatan antar atom tersebut tertentu dan dapat membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-kondisi inilah yang memberikan ciri khas pada bahan-bahan kristalin, yaitu : padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu (tergantung pada gaya dan arah ikatan tersebut) dan mempunyai sifat listrik atau magnetis.
Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk sebagai akibat proses kristalisasi dan proses ini dapat berbentuk :
• Proses pendinginan dan Pembekuan
• Proses evaporasi dan Penguapan
Dalam keadaan (air, gas atau uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari distribusi atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan serta konsentrasi larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari susunan atom atau ionnya sehingga keadaan kristalin dapat tercapai.
Proses-proses kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang terbentuk secara alamiah (bukan oleh buatan manusia).
Bentuk Kristal
Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya, namun untuk dapat membayangkan kristal dengan cara demikian tidaklah mungkin. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menerapkan kedudukan bidang-bidang tersebut dengan pertolongan sistem-sistem koordinat.
Dalam ilmu kristalografi, geometrinya dipakai dengan tujuh jenis sistem sumbu, yaitu :
a. Sistem Sumbu Kubik.
b. Sistem Sumbu Tetragonal.
c. Sistem Sumbu Hexagonal.
d. Sistem Sumbu Orthorombik.
e. Sistem Sumbu Monoklin.
f. Sistem Sumbu Rombohedral.
g. Sistem Sumbu Triklin.
Rabu, 20 Juli 2011
Sejarah Pertambangan Dunia
Ancient Roman development of the Dolaucothi Gold Mines, Wales. |
Minggu, 17 Juli 2011
Kamis, 14 Juli 2011
susunan bumi
Pada peristiwa gempa bumi terjadi perambatan berbagai macam gelombang, beberapa jenis gelombang tertentu mampu menembus bagia dalam bumi, semakin dalam gelombang menembus permukaan semakin cepat juga rambatannya, hal ini menunjukan perbedaan media yang dilalui oleh gelombang.
Pada kedalaman tertentu terjadi perubahan kecepatan gelombang yang mendadak sifatnya yaitu pada bidang yang disebut bidang diskontinuitas, masing – masing terletak pada kedalaman 70 kilometer dan 2.900 kilometer, bidang diskontinuitas tertib pertama pada kedalaman 70 kilometer terkenal dengan nama bidang mohorovicic
Hasil penelitian mengenai bumi menujukan bahwa bumi mempunyai struktur berlapis sepusat, menurut Suess-Wiechart bumi tersusun atas :
- Kerak bumi (earth crust), lapisan batuan asam-basa, didominasi oleh Si dan Al, antara 0–60 km dengan BJ. 2,7
- Selubung bumi atau mantel, lapisan sisik silikat, didominasi oleh Si dan Mg, antara 60–1200 km dengan BJ. 3,4
- Lapisan antara atau khalkosfer (chalcosphere), terdiri dari senyawa oksida dan sulfida, antara 1200–2900 km dengan BJ. 6,4
- Inti bumi (Ni – Fe) atau barisfer (barysphere), terdiri dari Ni dan Fe, antara 2900-6300 km, dengan BJ. 9,6
Geosfer | Ketebalan (km) | Densitas | Susunan kimia |
Silikat atas | 60-120 | 2,73 | Unsur litofil: O, Si, Al, Ca, Mg, Na, K, Li, Rb, Ba, dsb. |
Eklogit | 1100 | 3,6-4 | Silikat terutama Mg, Fe |
Sulfida-oksida | 1700 | 5-6 | Unsur khalkofil: S, Se, Te, Fe, Cu, Zn, Pb, Cd, Hg, Sb, Bi, As, Au, Ag, dsb. |
Inti Fe-Ni | 3500 | 8-10 | Unsur siderofil: Fe, Ni, Co, grup Pt, Mo, P, C, dsb. |
Ketebalan (km) | Susunan lapisan | Berat jenis | Kec. seismik (km/det) |
0 – 15 | Granitik, bersusunan Si – Al | 2,7 | 6,7 |
15 – 40 | Basaltik | 3,5 | 7,2 |
40 – 60 | Bersusunan peridotit (eklogit), Si – Mg kristalin | 3,5 | 7,6 |
> 60 | Substratum, Si – Mg amorf | 8,6 |
Selasa, 12 Juli 2011
Mapinfo Tutorial 1"Membuat batas wilayah"
berikut adalah tutorialnya semoga dapat bermanfaat
Jumat, 08 Juli 2011
Petrologi
Kata petrologi berasal dari bahasa Yunani petra, yang berarti (batu), dan kata logos yang berarti ilmu, jadi menurut bahasa Petrologi adalah ilmu yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ilmu petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen.
Petrologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, mencakup aspek pemerian (deskripsi) dan aspek genesa-interpretasi. Pengertian luas dari petrologi adalah mempelajari batuan secara mata telanjang, secara optik atau mikroskopis, secara kimia dan radio isotop. Studi petrologi dibatasi secara megaskopis saja.
Aspek pemerian antara lain meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi, berat jenis, kekerasan, kesarangan (porositas), kelulusan (permeabilitas) dan klasifikasi atau penamaan batuan.
Aspek genesa – interpretasi mencakup tentang sumber asal hingga proses atau cara terbentuknya batuan. Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak (kulit) bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur (mengkristal).
Dalam arti sempit, yang tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia, fisis maupun biologis, serta proses erosi dari batuan. Namun dalam arti luas tanah hasil pelapukan dan erosi tersebut termasuk batuan.
Batuan
Batuan adalah kumpulan satu atau lebih mineral. Kejadian dan sifat batuan ditentukan oleh kandungan mineral yang terdapat di dalamnya (tekstur). Berdasarkan cara tejadinya (klasifikasi genetik), batuan dapat digolongkan menjadi 3 jenis utama, yaitu:
1. Batuan Beku (igneous rock)
2. Batuan Sediment (sedimentary rock)
3. Batuan Metamorf (metamorphic rock)
Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan magma. Igneous berasal dari kata ignis yang berarti api atau pijar, karena magma merupakan material silikat yang panas dan pijar yang terdapat di dalam bumi.
Dari hasil pembentukan tersebut, dimulai dari pembekuan lambat yang akan menghasilkan tekstur kasar, diikuti dengan pembekuan sedang yang juga akan menghasilan tekstur kasar (tidak sekasar pada pembekuan lambat), dan kemudian pembekuan cepat yang akan menghasilkan tekstur halus pada batuan.
Batuan Sedimen
Produk dari proses pelapukan mekanik dan kimia merupakan sumber material untuk pembentukan batuan sedimen. Kata sedimentary menunjukkan sifat alam dari batuan sedimen yang berasal dari bahasa Latin sedimentum yang berarti endapan, yang digunakan untuk materi padat yang diendapkan dari fluida.
Material hasil proses pelapukan secara tetap akan terkikis dari batuan induknya, kemudian mengalami pengangkutan dan diendapkan di danau, lembah sungai, laut atau cekungan lainnya.
Partikel-partikel pada bukit pasir di gurun, lumpur di dasar rawa-rawa, kerakal di sungai, merupakan produk dari proses yang tiada hentinya. Karena proses pelapukan batuan, transportasi dan pengendapan material hasil proses pelapukan terus beralangsung, maka material sedimen dapat dijumpai dimana-mana.
Setelah diendapkan material yang dekat dengan dasar akan mengalami kompaksi. Lama kelamaan endapan ini akan tersemenkan oleh mineral yang mengkristal di pori-pori antar butiran sehingga membentuk batuan sedimen.
Batuan Metamorf
Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan yang sudah ada menjadi batuan metamorf karena perubahan tekanan dan temperatur yang besar.
Batuan asal dari batuan metamorf dapat batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf itu sendiri. Agen atau media yang menyebabkan terjadinya proses metamorfisme adalah panas, tekanan dan cairan kimia aktif.
Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuan meliputi tekstur dan komposisi mineral.
Proses metamorfisme terjadi apabila kondisi lingkungan batuan mengalami perubahan yang tidak sama dengan kondisi pada waktu batuan terbentuk, sehingga batuan menjadi tidak stabil.
Untuk mendapatkan kestabilannya kembali pada kondisi yang baru maka batuan mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada kondisi tekanan dan temperatur yang yang berada beberapa kilometer di bawah permukaan bumi.
Karena pembentukannya yang sangat jauh di bawah permukaan, maka proses pembentukan batuan metamorf sangat sulit dipelajari oleh geologiawan.
Sabtu, 18 Juni 2011
Genesa Bentonit
- Endapan Hasil Pelapukan
- Endapan Hasil Hidrotermal
- Endapan Transformasi
- Endapan Sedimen
Jumat, 15 April 2011
Sumberdaya Zirkon Provinsi Kalimantan Tengah